Sabtu, 08 Mei 2010

PERLUNYA PENYESUAIAN DIRI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Pendahuluan
Kita hidup tentu saja tidak sendiri, melainkan sebagai makhluk sosial yang setiap saat membutuhkan dan pasti membutuhkan orang lain. Interaksi sosial pun acap kali menjadi hal mutlak yang dilakukan oleh setiap makhluk sosial seperti kita. Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa/mental individu. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagian dalam hidupnya, karena ketidakmampuannya menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan, dan dalam masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemui bahwa orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan penyesuaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan. Dan hal itu pun dapat diakibatkan karena mereka sendiri pun belum tahu betul apa yang dinamakan dengan proses penyesuaian diri. Mungkin sekilas ini merupakan hal mudah yang bisa dilakukan setiap individu. Namun pada kenyataannya, banyak individu yang gagal karena konsep penyesuaian diri itu tidak ada dan tidak dilakukan dengan baik.. Dan setidaknya, hal ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan kita dalam menghadapi segala tantangan dan perubahan-perubahan yang akan terjadi nanti.
A. Apakah Penyesuaian Diri itu ?
Penyesuaian diri merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Begitu pentingnya penyesuaian diri, kita sering mendengar ungkapan seperti : “ Hidup manusia dari lahir sampai mati adalah sebuah penyesuaian diri”. Dalam penyesuaian diri, dapat ditemui banyak karakteristik yang membentuk kepribadian seseorang. Tentu saja banyak perbedaan sifat yang dimiliki oleh setiap individu. Dan tugas kita disini adalah bagaimana kita dapat menyesuaikan diri dan masuk ke dunia yang dipenuhi berbagai perbedaan itu. Dalam psikologi klinis, sering ditemui pernyataan para ahli yang menyebutkan bahwa “ Kelainan-kelainan kepribadian tidak lain adalah kelainan-kelainan penyesuaian diri.” Dan kelainan-kelainan kepribadian seseorang itu sering dikenal dengan sebutan “maladjustment” yang artinya tidak ada penyesuaian atau tidak mampu menyesuaikan diri.
Misalnya, seorang anak yang mengalami hambatan-hambatan emosional sehingga ia menjadi nakal, anak itu sering disebut maladjustment child (Gunarsa, 1981).
Pada dasarnya maladjustment tersebut terjadi pada setiap individu. Namun, pada sebagian orang, maladjustment tersebut keras dan menetap sehingga menghancurkan dan mengganggu kehidupan yang efektif. Dalam melakukan penyesuaian diri, seseorang mempunyai cara dan sifat masing-masing. Ada sebagian orang menyesuaiakan diri terhadap lingkungan sosial tempat ia hidup dengan sukses; sebagian lainnya tidak sanggup melakukannya. Bisa jadi, mereka mempunyai kebiasaan yang tidak serasi untuk berperilaku demikian, sehinggga menghambat penyesuaian diri sosial baginya atau dapat juga dikatakan, orang tersebut gagal dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Saat ini misalnya, banyak mahasiswa baru pada perguruan tinggi harus melakukan adaptasi dengan lingkungannya yang baru. Mereka jelas berbeda latar belakang, suku, bahkan agama. Dan justru tugas pertama yang harus dilakukan adalah bagaimana mereka dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru itu. Menyatukan berbagai perbedaan dengan tujuan yang sama. Ketika dalam proses ini, ada pula konflik dalam jiwa masing-masing. Konflik antara penyesuaian diri dengan lingkungan dan pembentukan pribadi dalam menyikapi segala sesuatunya yang berbeda ketika hanya menjadi seorang siswa. Tapi ada juga sebagian dari mereka yang gagal dalam melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan barunya, sehingga mereka menjauhi dan menghindari mahasiswa lain, atau mungkin mempunyai permusuhan terhadap yang lain, sehingga mereka selalu dalam keadaan cemas dan tidak tenang.
&nb sp; &nb sp; &nb sp; &nb sp; &nb sp; &nb sp; &nb sp; &nb sp; &nb sp; &nb sp; &nb sp; &nb sp;
B. Batasan Penyesuaian Diri
Menurut Mustafa Fahmi, penyesuaian adalah “Suatu proses dinamik terus menerus yang bertujuan untuk mengubah kelakuan guna mendapatkan hubungan yang lebih serasi antara diri dan lingkungan” (Fahmi, 1977:24).W.A. Gerungan dalam buku Psikologi Sosial-nya, menjelaskan :
Menyesuaikan diri itu kami artikan dalam artinya yang luas, dan dapat berarti: mengubah diri sesuai dengan lingkungan, tetapi juga: mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan) diri. Penyesuaian diri dalam artinya yang pertama disebut juga penyesuaian diri yang autoplastis (auto = sendiri, plastis = dibentuk), sedangkan penyesuaian diri yang kedua juga disebut penyesuaian diri yang aloplastis (alo = yang lain). Jadi, penyesuaian diri ada artinya yang “pasif”, dimana kegiatan kita ditentukan oleh lingkungan, dan ada artinya yang “aktif”, dimana kita memengaruhi lingkungan (Gerungan, 1987:55).
Sementara itu, James F. Calhoun dan Joan Ross Acocella memberikan definisi yang lebih plastis mengenai penyesuaian diri ini. Dikatakan, “Penyesuaian dapat didefinisikan sebagai interaksi Anda yang kontinu dengan diri Anda sendiri, dengan orang lain, dan dengan dunia Anda” (Calhoun dan Acocella, 1990:13). Menurut pandangan mereka, ketiga faktor itu secara konstan mempengaruhi Anda.
Diri Anda sendiri – yaitu jumlah keseluruhan dari apa yang telah ada pada Anda: tubuh Anda, perilaku Anda, dan pemikiran serta perasaan Andan- adalah sesuatu yang Anda hadapi setiap detik Anda.
Adapun orang lain, menurut Calhoun dan Acocella, jelas bahwa mereka berpengaruh besar pada kita, sebagaimana kita juga berpengarh besar terhadap mereka. Sama juga, dunia kita – penglihatan dan penciuman serta suara yang mengelilingi kita saat kita menyelesaikan urusan kita - memengaruhi kita, dan kita memengaruhi mereka.
Dari penjelasan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri itu intinya adalah “Kemampuan untuk membuat hubungan yang memuaskan antara orang dan lingkungan”.
Lingkungan di sini adalah semua pengaruh terhadap seorang individu. Yang dapat mempengaruhi kegiatannya untuk mencapai ketenangan jiwa dan raga dalam kehidupan. Lingkungan tersebut terdiri dari tiga aspek, yaitu :
1. Lingkungan Alamiah
Adalah alam luar dan semua yang melingkungi individu yang vital dan alami, seperti pakaian, tempat tinggal, makanan, dan sebagainya.
2. Lingkungan Sosial dan Kebudayaan
Adalah masyarakat di mana individu itu hidup, termasuk anggota-anggotanya, adat kebiasaannya, dan peraturan yang mengatur hubungan masing-masing individu antara satu sama lain.
3. Diri (the self)
Tempat individu harus mampu berhubungan dengannya dan seyogianya mempelajari: bagaimana cara mengaturnya, menguasainya, dan mengendalikan keinginan serta tuntutannya apabila tuntutan dan keinginan tersebut tidak patut atau tidak masuk akal.
C. Bentuk-Bentuk Penyesuaian Diri
Bentuk-bentuk penyesuaian diri itu bisa kita klasifikasikan dalam dua kelompok, yaitu yang adaptive dan yang adjustive (Gunarsa, 1981).
1. Yang Adaptive
Bentuk penyesuaian diri ini sering dikenal dengan istilah adaptasi. Penyesuaian ini lebih bersifat badani yang artinya perubahan-perubahan dalam proses badani untuk menyesuaikan diri terhadap keadaan lingkungan. Berkeringat ataupun berpakaian tebal merupakan juga bentuk penyesuaian terhadap lingkungan. Darwin (dalam ilmu biologi) mengamati bahwa spesies yang mampu bertahan adalah yang mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan mereka.
Dan sudah diperdebatkan bahwa manusia akhirnya yang akan mendominasi planet karena manusia adalah yang paling mampu beradaptasi dengan mengkhususkan pada organ yang tidak khusus – otak ( Gladstone , 1994).
1. Yang Adjustive
Penyesuaian yang menyangkut kehidupan psikis adalah sebagai bentuk penyesuaian yang adjustive. Penyesuaian ini merupakan penyesuaian diri tingkah laku terhadap aturan-aturan atau norma-norma yang ada pada lingkungan tersebut. Dengan kata lain, penyesuaian terhadap norma-norma. Contohnya, kita turut bersedih apabila ada kerabat atau tetangga kita yang meninggal dunia, Wajah duka kita pun sebagai tanda dalam menyesuaikan diri terhadap suasana sedih tersebut.
D. Aspek-aspek Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri tentu memiliki beberapa aspek, diantaranya adalah penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial.
1. Penyesuaian Pribadi merupakan kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Dia mampu menyadari siapa dirinya yang sebenarnya, kelebihan dan kekuranganya dan mampu bertindak secara obyektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut. Penyesuaian ini dikatakan berhasil apabila tidak adanya rasa benci,kecewa dan adanya rasa tanggung jawab. Tidak pernah mengeluh, cemas, khawatir atau kegoncangan dalam dirinya.
2. Penyesuaian Sosial. Karena setiap individu hidup di masyarakat, maka dia harus mampu menyesuaikan diri dengan sekitarnya. Dalam masyarakat tersebut terdapat proses saling mempengaruhi satu sama lain. Maka akan lahir suatu kebudayaan, aturan, hukum, dan nilai-nilai yang berlaku, yang harus dipatuhi bersama dan untuk tujuan bersama pula. Penyesuaian sosial berarti merupakan hubungan antara individu dengan lingkungan tempat tinggalnyA, keluarga, teman dan masyarakat luas pada umumnya.
E. Mengapa Kita Membutuhkan Penyesuaian Diri ?
Dari penjelasan-penjelasan sebelumnya, kita sudah tahu bahwa betapa pentingnya melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan di sekitar kita. Pada dasarnya, kemampuan menyesuaikan diri itu dibentuk oleh kebudayaan setiap individu. Karena jelas, setiap individu berbeda dan mempunyai identitas masing-masing dalam kehidupannya. Hanya, ketika seorang individu itu terjun atau katakanlah berada pada sebuah kelompok, maka individu itu harus melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh kelompok itu sendiri. Dan karena itu, hendaknya setiap orang mengenal dirinya sendiri. Dan itu merupakan salah satu syarat pokok dalam penyesuaian diri yang baik. Dan orang harus menyesuaikan hidupnya sedemikian rupa sehingga dapat memanfaatkan dan melindungi diri terhadap perubahan-perubahan yang ada.
Ada beberapa faktor yang mempunyai pengaruh besar dalam menciptakan penyesuaian diri pada individu (Fahmi, 1977), diantaranya :
a. Pemuasan kebutuhan pokok dan kebutuhan pribadi
b. Hendaknya ada kebiasaan-kebiasaan dan keterampilan yang dapat membantu dalam pemenuhan kebutuhan yang mendesak
c. Hendaknya dapat menerima dirinya
d. Kelincahan
e. Penyesuaian dan persesuaian
Kesimpulan
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan faktor yang penting dalam kehidupan manusia dan perlu dilakukan. Namun, harus diakui juga, bahwa proses penyesuaian diri itu sulit: pertama, banyak kesulitan penyesuaian diri bersumber pada diri kita sendiri. Kedua, pengaruh-pengaruh yang ikut membentuk kepribadian kita. Ketiga, usaha-usaha kita untuk memenuhi keperluan dalam dan tuntutan luar dari lingkungan itu harus sesuai dengan tujuan hidup kita.
Daftar Pustaka
Mutadin, Zainun.2002.”Penyesuaian Diri Remaja”.[online].Tersedia :http://www.google.com.[4 September 2002].
Sobur, Alex.2003.Psikologi Umum.Bandung : Pustaka Setia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar